Akatsuki Farm – Dengan
populasi lebih dari 24 milyar pada tahun 2003, Firefly’s Bird Encyclopaedia
menyatakan ada lebih banyak ayam di dunia ini daripada burung lainnya. Ayam
memasok dua sumber protein dalam pangan: daging ayam dan telur.
Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang
biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya.
Ayam merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang
dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (bankiva
fowl). Kawin silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau
galur murni dengan bermacam-macam fungsi.
Yang paling
umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil
telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silangkan dengan kerabat dekatnya,
ayam hutan hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal
sebagai ayam bekisar.
Sudut pandang
tradisional peternakan ayam dalam domestikasi spesies ini termasuk dalam Encyclopædia
Britannica (2007): “Manusia pertama mendomestifikasi ayam asal India untuk
keperluan adu ayam di Asia, Afrika, dan Eropa. Tidak ada perhatian khusus
diberikan ke produksi telur atau daging”.
Kebanyakan orang
memelihara ayam hanya sebatas memelihara saja tanpa memperhatikan aspek-aspek
keuntungan yang akan didapat dari hasil beternak ayam, dan kadang-kadang mereka
pun tidak tahu cara memelihara ayam kampung yang baik, Banyak cara yang dapat
di lakukan untuk ternak ayam agar ternaknya tumbuh sehat dan menghasilkan uang.
Mengubah sistem
beternak ayam dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif
memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah
mendarah daging di masyarakat kita.
Akan tetapi kalau
dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor
pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan cara intensif. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu
kiranya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Kriteria Bibit Ayam Kampung
Bibit mempunyai
kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam
kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung
langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau
membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik
secara alami atau dengan bantuan mesin penetas.
Kami tidak akan
menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena
akan memerlukan halaman yang panjang nantinya.
Secara singkat DOC
ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
- Dapat
berdiri tegap,
- Sehat
dan tidak cacat, ‘
- Mata
bersinar,
- Pusar
terserap sempurna,
- Bulu
bersih dan mengkilap,
- Tanggal
menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Pakan
Kita ketahui bersama
bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha.
Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit
kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun.
Bahan pakan yang bisa
diberikan antara lain :
- Konsentrat,
- Dedak,
- Jagung,
Pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain
sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita
tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK)
sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang
diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
- 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
- 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
- 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
- 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
- 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
- 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
- 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
- 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air
diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal
pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3.
Kontruksi Kandang
Untuk mendapatkan
hasil yang masksimal dalam budidaya ternak ayam kampung salah satunya di dukung
dari kelayakan kandang yang baik. berikut adalah tatacara pengolahan kandang
ayam :
Syarat kandang yang
baik :
- Jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
- Tidak lembab,
- Sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara
cukup baik.
- Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan
terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus
langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang
dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan
menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu
sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai
produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang :
- Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan
tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang
kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya
tampung atau kapasitas kandang.
- Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor
DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai
dengan bertambahnya umur ayam.
- Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal
dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam,
serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm.
- Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan
bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan
genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam
kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase
finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok
(dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar.
Suhu dalam kandang bok
biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau
postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas
belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen
pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat.
Sistem pemeliharaan
pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
- Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada
kontrol pakan dan kesehatan
- Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman
berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
- Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol
pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan
ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam
hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak
secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah
pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan
statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
- Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang
dan manusianya
- Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
- Melakukan vaksinasi secara teratur
- Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas
penyakit
- Manajemen pemeliharaan yang baik
- Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan
beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
1. Tetelo (ND)
Penyebab
- Paramyxivirus
Gejala
- Ngorok dan batuk-batuk,
- Gemetaran,
- Kepala berputar-putar,
- Kelumpuhan pada kaki dan sayap,
- Kotoran berwarna putih kehijauan.
Pengendalian
- Vaksinasi secara teratur,
- Sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka
harus dibakar.
Gumboro (gumboro
disease)
Penyebab
- Virus
Gejala
- Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya
berdiri,
- Sangat lesu,
- Lemah dan malas bergerak,
- Diare putih di sekitar anus.
Pengendalian
- Vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Penyakit cacing ayam
(worm disease)
Penyebab
- Cacing
Gejala
- Pertumbuhan terhambat,
- Kurang aktif,
- Bulu kelihatan kusam.
Pengendalian
- Pemberian obat cacing secara berkala,
- Sanitasi kandang yang baik,
- Penggantian litter kandang secara berkala, dan
- Mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang
perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x
liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain
sebagainya
4. Berak kapur
(Pullorum)
Penyebab
- Bakteri Salmonella pullorum
Gejala
- Anak ayam bergerombol di bawah pemanas,
- Kepala menunduk,
- Kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
Pengendalian
- Mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini,
- Fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang.
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo
terramycyn atau lainnya
5. Berak darah
(Coccidiosis)
Penyebab
- Protozoa Eimeria sp.
Gejala
- Anak ayam terlihat sangat lesu,
- Sayap terkulai,
- Kotoran encer yang warnanya coklat campur darah,
- Bulu-bulu disekitar anus kotor,
- Ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pengendalian
- Mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara
yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan
sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau
lainnya
Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang
peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita
lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan
pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara
kontinyu.
Untuk kekontinuitasan
usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan
ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita
daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak.
Tapi perlu diingat
juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan
kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.
Sumber : ruangtani.com & sentralternak.com
Demikian Sajian Tentang Cara Mudah Budidaya Ternak Ayam Kampung Semoga Dapat
Bermanfaat Buat Para
Pembaca Akatsuki Farm. Amin ….
0 komentar:
Posting Komentar